Nama lengkapnya Siti Faizah Hidayati. Tetapi lebih dikenal dengan nama Faiza Mardzoeki, lahir di Purwokerto, 7 Februari 1972. Sejak 2003 hingga sekarang, ia berdomisili di dua negeri Indonesia-Australia.
Saat ini ia aktif menjadi penulis drama, produser dan sutradara teater, dan aktivis gerakan perempuan. Pernah aktif di gerakan buruh pada tahun 1992-1995 an, lalu bekerja di Solidaritas Perempuan (Women’s Solidarity for Human Rights) pada 1997-2002. Kemudian mendirikan Institut Ungu bersama teman-temannya pada 2003. Di dunia teater ia pernah belajar dengan Wiji Thukul (1992) dan Ratna Sarumpaet (1996). Ia juga menjadi anggota menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta-Komite Teater periode 2013-2015.
Sejak 2002 telah menjadi produser pertunjukan teater lebih dari 10 produksi, beberapa diantaranya dari naskah yang ia tulis dan sutradari sendiri seperti “Nyanyi Sunyi Kembang Genjer” (2014). Ia juga menerjemahkan naskah drama klasik Henrik Ibsen ke dalam bahasa Indonesia yaitu “A doll’s House” menjadi “Rumah Boneka” (2011) dan “Enemy of The People” dalam versinya menjadi “Subversif!” (2014). Karya lainnya seperti “Nyai Onstoroh”, adaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer “Bumi Manusia (2006-2007), “They Call Me Nyai Onstoroh” (2010), “Panggil Saya Kartini Saja” (2010), “Perempuan Menuntut Malam” (2008) dan “Perempuan di Titik Nol“, adaptasi dari penulis feminis Mesir Nawal El Saadawi (2002).
Pendidikan formal terakhir diploma TAFE-Sydney Institute (2005) dan Sastra Inggris di University of Sydney-Continuing Education Centre (2006). Selain itu, ia pernah mengikuti berbagai kursus antara lain summer course Sejarah Film di University of Synedy, kursus penulisan skenario film di Fox Studio Sydney (2005), kursus mengenai Human Rights and Arts (Activating Human Rights and Arts) yang diselenggarakan oleh Human Rights Centre Curtin University, Perth, Australia (2003). Sebelumnya, ia pernah mengikuti training “Human Rights Capacity Building for NGOs” yang diselenggarakan oleh Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) tahun 1999 dan mengikuti Pelatihan Trauma Konseling (Tingkat Lanjutan) oleh The Victorian Foundation for Survivors of Torture yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia. Informasi lebih lengkap, kunjungi websitenya www.faizamardzoeki.com
Chika Noya
Koordinator Program Perempuan dan Media
Siska Dewi Noya atau yang biasa disebut Chika Noya sejak tahun 2001 aktif didalam gerakan perempuan, menjadi Asisten Koordinator Divisi Pengembangan Sistem Pemulihan Bagi Perempuan Korban Kekerasan di Komnas Perempuan dan menjabat koordinator divisi sampai dengan tahun 2007, selain itu pernah bekerja di Kartini Asia Network . Saat ini bekerja sebagai Program manager Rutgers WPF Indonesia yang memberikan program tentang Pengetahuan dan Akses SRHR (Sexual and Reproductive Health and Rights) untuk Kesetaraan.
Pande K Trimayuni
Koordinator Program Humas dan Jaringan
Ia adalah seorang peneliti, penulis dan pengajar di Universitas Indonesia dan pernah bekerja di beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat antara lain Solidaritas Perempuan, Komnas Perempuan dll. Ia menyelesaikan studinya dengan memperoleh gelar Master of Sciences’ dari The London School of Economics (LSE),United-Kingdom.
Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Koordinator Program Riset dan Dokumentasi
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, lahir di Kulon Progo, D.I.Yogyakarta, pada 1982. Saat ini sedang menempuh program pasca sarjana bidang Studi Sejarah Universitas Negeri Jakarta. Dalam hal riset bergabung dalam I:BOEKOE sebagai periset utama “Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)”, ‘Seabad Pers Perempuan (1908-2008)”, “Almanak Abad Partai”, “Kronik Seabad Kebangkitan Indonesia (1908-2008)”. Buku yang telah ditulisnya (diterbitkan Merakesumba): “Lekra tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Rakjat 1950-1965”, “Gugur Merah: Sehimpunan Puisi Lekra 1950-1965”, “Laporan dari Bawah: Sehimpunan Cerpen Lekra 1950-1965”. Selain melakukan riset mandiri ia juga aktif menjadi koresponden berbagai majalah dan jurnal perempuan.
Citra Smara Dewi
Koordinator Seni Rupa
Ia adalah seorang perupa dan pengajar di Institut Kesenian Jakarta
IRINA DAYASIH
Bendahara
Lahir di Jakarta, tahun 1962. Setelah menyelesaikan pendidikan pada 1982, ia menjadi guru di sebuah yayasan pendidikan di Jakarta. Tak genap tiga tahun di sana, ia beralih ke organisasi non-pemerintah (NGO) dan berpindah sampai empat kali dari satu NGO ke NGO lainnya dengan masa kerja selama lebih dari 20 tahun, Pada tahun 1999 dan 2002 ia mengkoordinir penyelenggaraan pameran “Kartun untuk Demokrasi” yang diselenggarakan oleh Friedrich-Naumann-Stiftung – tempat ia bekerja – di enam kota besar di Indonesia.
Ia merupakan salah satu pendiri sekaligus Bendahara Institut Ungu – Pusat Seni Budaya Perempuan.
Saat ini ia menjadi Koordinator “Solidarite Indonesie” untuk wilayah Jawa dan sekitarnya. Solidarite Indonesie adalah sebuah organisasi yang berkedudukan di Paris.
Vivi Widyawaty
Kordinator Sekretariat
Aktivis gerakan sosial dan menjadi koordinator di Jaringan Perempuan Mahardhika
Anggota Dewan Penasehat
Dr. Soe Tjen Marching
Yeni Rosa Damayanti
Geni T Achnas
Dr. Dyah Chitraria Lietiaty