PEREMPUAN DI TITIK NOL: Kisah Watunas yang Membunuh Germonya

Jakarta, Disctarra.Com

MELIBATKAN tidak kurang dari 30 pemain dan 20 orang pendukung, dalam rangka hari Kartini, Solidaritas Perempuan, menggelar pentas teater berjudul Perempuan di Titik Nol, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), pada Sabtu-Minggu, 20-21 April 2002.
Pementasan ini persiapannya sudah dimulai sejak 5 bulan lalu.

Sebelumnya telah melakukan dialog atau diskusi informal antara Faiza Mardzoeki dan Yeni Rosa Damayanti dengan aktivis feminis antaranya; Myra Diarsi, Sinta Nuriyah, Karlina Laksono, Debra H.Yatim, Ratna Sarumpaet, Tommy F. Awuy, dan Titi Soentoro.

Persiapan pementasan diawali serangkain kegiatan pendukung, seperti Retret Perempuan bersama Nani Buntarian (7-9 Januari 2002) dan bedah buku Perempuan di Titik Nol yang diselenggarakan di Galeri Cemara (9/4) di FISIP Universitas Indonesia (11/4), dan Universitas Nasional (12/4).

Pentas ini diangkat dari karya Naweal el-Saadawi yang melibatkan banyak pihak dari berbagai kalangan, termasuk Nurul Arifin dan Ria Irawan. Penyutradaraannya ditangani Daniel H. Jacob, yang juga penyadur novel sekaligus penulis naskahnya.

Ceritanya tentang seorang perempuan bernama Firdaus (diperani oleh Nurul Arifin), yang sepanjang hidupnya mengalami kekerasan dari orang-orang di lingkungannya. Sejak kecil, wanita malang itu didera berbagai penderitaan seperti perlakuan kasar baik fisik maupun psikis yang menjurus tindak seksual yang dilakukan oleh ayah dan pamannya sendiri.

Hal ini terus dialaminya hingga menginjak usia dewasa dan sepanjang hidup di berbagai tempat yang dilakukan oleh berbagai lelaki yang dijumpainya. Hingga pada suatu titik ia terlempar ke lembah hitam yang menjerumuskannya menjadi pelacur.

Ketika ingin membebaskan diri dari germonya (Marzoek) karuan saja ia dihalangi. Merasa niatnya terhalang, Firdaus kemudian membunuh si germo. Polisi pun menangkapnya dan pada akhirnya wanita ini harus menerima kenyataan pahit: hukuman mati. Tragis memang nasibnya! Tapi hakekatnya tidak sedikit wanita yang bernasib semalang Firdaus, juga di negeri ini! (03)