Mendekatkan Sastra dan Ibsen Pada Generasi Muda

Diskusi Sastra
Penulis: administrator | 02-02-2015 15:32:23 | Dilihat :

Mendekatkan Sastra dan Ibsen Pada Generasi Muda

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Untuk mendekatkan sastra dan karya Henrik Johan Ibsen (1828-1906), penyair asal Norwegia yang disebut sebagai bapak drama modern setelah Shakespeare pada pelajar maka Institut Ungu bekerjasama dengan Kedutaan Norwegia di Jakarta menyelenggarakan acara “Ibsen Goes To School” pada Senin (2/2) dengan tema “Sastra Sebagai Cermin Realitas Sosial” di Ruang Auditorium, SMA Lab School-Rawamangun.
Dalam acara tersebut diulas karya “Subversif!” diadaptasi oleh Faiza Mardzoeki dari “Enemy Of The People” yang akan dipentaskan pada 13-14 Maret 2015 di Graha Bhakti Budaya-Taman Ismail Marzuki.
Nama dan karya sastrawan besar di Indonesia seperti W.S. Rendra dan Chairil Anwar cukup dikenal di sekolah-sekolah, tetapi karya-karya sastrawan-sastrawan dunia seperti William Shakespeare, Henrik Johan Ibsen, Anton Chekov, Albert Camus masih terasa asing bagi mereka, termasuk di kurikulum sekolah.
Karena itu, acara seperti ini begitu penting dalam memperkenalkan karya-karya sastra internasional pada generasi muda, terutama tingkat sekolah menengah. Di mana karya sastra adalah cerminan dari suatu masyarakat pada zamannya, sebab sastra tidak terlepas dari kehidupan sosial, budaya, politik dan menjadi aspirasi oleh masyarakat.
Dengan pentingnya sastra mewakili semangat zaman, dikatakan para pembicara, bahwa pendidikan sastra wajib diterapkan di sekolah-sekolah. Selanjutnya, sangat disayangkan bila sastra hanya dilihat dari permukaan, bahkan dianggap para siswa sebagai mata pelajaran tambahan di balik ilmu alam yang selalu diunggulkan.
Narasumber yang hadir dalam “Ibsen Goes To School” di antaranya Jose Rizal Manua (Sutradara Teater Tanah Air), Faiza Mardzoeki (Penulis Naskah dan Produser Subversif) dan Dinda Kanya Dewi (Aktor Subversif). Dan ketiga narasumber melakukan dialog interaktif tentang sastra dengan ratusan siswa.
Faiza memulai perbincangan dengan menanyakan siapakah sastrawan Indonesia yang cukup dikenal para siswa. Ternyata kebanyakan siswa lebih mengenal Andrea Hirata di banding sastrawan Asrul Sani yang menerjemahkan karya Ibsen dengan judul “Musuh Masyarakat”.
Faiza menjelaskan bila Ibsen sebagai penulis drama, penyair dan sutradara dikenal sebagai peletak dasar teater modern. Hubungan antara sastra sebagai cermin realitas sosial dalam karya Ibsen begitu kental, karena Ibsen kerap kali menelurkan karya-karya yang dianggap kontroversial pada zamannya.    Karya “Enemy Of  The People” yang diadaptasi Faiza menjadi “Subversif!” menyoroti dengan kritis isu-isu yang berkaitan dengan moral masyarakat.
Perbincangan Dokter Torangga tentang penyakit yang mulai mewabah di masyarakat akibat perairan kota yang tercemar oleh limbah tambang merupakan salah satu dialog dalam Subversif! yang di bawakan Dinda Kanya Dewi  (pemain sinetron dan film) yang mulai menjajaki panggung teater. Kebenaran yang disampaikan Dokter Torangga justru membuat dirinya menjadi tertuduh dan dianggap Subversif! atau secara sederhana dipahami sebagai gerakan atau usaha menjatuhkan kekuasaan di luar undang-undang.
Menurut Jose Rizal Manua, yang menarik dalam karya Ibsen ini adalah pengadaptasian dalam konteks Indonesia lewat pertambangan, sehingga seolah peristiwa ini terjadi di Indonesia dan isunya akan selalu hangat.  Karya Ibsen ini direkomendasikan untuk ditonton dalam bentuk teater, di balik menurunnya pengetahuan karya sastra untuk generasi muda.  Hal serupa diungkapkan pula oleh Faiza, bila sastra sebagai cermin realitas sosial adalah inspirasi yang bisa diambil dari mana saja, termasuk dalam kehidupan kita. |Ratu Selvi Agnesia
Editor: Nur Baety Rofiq
http://www.akarpadinews.com/read/seni-budaya/mendekatkan-sastra-dan-ibsen-pada-generasi-muda